Ketika Ali r.a. mengecek keterangan Na'ilah kepada Muhammad bin Abu Bakar, putra Khalifah pertama itu hanya mengatakan: "Wanita itu tidak berdusta. Aku memang masuk ke kamar itu dengan rencana hendak membunuh Utsman. Tetapi pada saat ia mengingatkan aku tentang ayahku, aku sadar kembali dan bertobat." Dengan nada sungguh-sungguh dan penuh Bahkan sebelum Islam, Abu Bakar Siddiq memperoleh nilai-nilai luhur, etika tinggi, dan perilaku yang baik dalam masyarakat jahiliyah. Dia terkenal di antara orang-orang di Mekah sebagai pemimpin atas yang lain dalam moralitas dan nilai-nilai. Karena itu, dia tidak pernah dibuang atau dikritik karena kekurangan di antara suku Quraisy. Sementara nama Abu Bakar banyak ditemukan dalam berbagai periwayatan. Dalam keterangan buku Abu Bakar as-Siddiq (Muhammad Husain Haekal, 2004), semula tidak dijelaskan alasan mengapa dia dijuluki Abu Bakar, namun penulis-penulis kemudian menyimpulkan bahwa dia dijuluki demikian karena dia adalah orang yang paling dini (bakr) memeluk Islam—di bandingkan dengan yang lainnya. Shohifah Abu Bakar As Sidiq (Lembaran Abu Bakar As Siddiq) Diriwayatkan dari Anas Bin Malik Sesungguhnya Abu Bakar pernah mengutusnya untuk mengambil sedekah dari kaum muslimin, dan menuliskan di lembaran tersebut faraid Sedekah dan disana juga terdapat cap cincin Rasulullah. Sohifah Ali Bin Abi Tholib (Lembaran Ali Bin Abi Thalib) Ijma’ ini tergolong ijma’ fi’ly dari Khulafa’ Rosyidin. Para ulama Mujtahid sepakat bahwa jual beli dihalalkan, sedangkan riba diharamkan. Para imam madzhab sepakat atas keharaman Ghasab (merampas hak orang lain). Jual beli madhamin (jual beli hewan yang masih dalam perut) menurut jumhur ulama’ tidak dibolehkan. Ia lahir di kota Mekah, putra Abu Bakar bin Abi Quhafa, dari bani Taim dari suku Quraisy, dan dari Qutaylah binti Abd-al-Uzza, yang berasal dari bani Amir bin Luay. [1] :28–29 [2] :140–141 [3] :193 Orang tuanya bercerai segera sebelum atau segera setelah kelahirannya. .

nama ibu abu bakar as siddiq